”Untuk kali pertamanya, manusia bisa menemukan obyek yang mirip dengan Bumi.”
Setidaknya
ada dua alasan mengapa manusia terobsesi untuk menjelajah, atau
setidaknya memindai luar angkasa: untuk membuktikan ada kehidupan lain
di jagad raya, sekaligus mencari alternatif tempat tinggal jika Bumi
rusak dan tak lagi bisa menopang kehidupan.
Dengan
dua tujuan itulah, baru-baru ini, misi Kepler Badan Antariksa Amerika
Serikat (NASA) menemukan planet berbatu dengan ukuran yang mirip dengan
Bumi. Ia mengorbit sebuah bintang — yang mirip dengan Matahari kita.
Planet itu diberi nama Kepler-20f. Radiusnya 1,03 kali lebih besar dari
jari-jari Bumi.
Ini adalah kali pertamanya, planet dengan ukuran serupa dengan planet manusia, ditemukan di tata surta yang lain. Pujian pun diberikan para ilmuwan atas pencapaian teknis yang mampu mendeteksi “eksoplanet”– istilah teknis untuk planet di luar tata surya. Sebab, ini akan meningkatkan kemungkinan menemukan dunia baru, yang bisa menopang kehidupan.
Meski
Kepler-20f memiliki atmosfer uap air yang tebal, permukaannya
diperkirakan terlalu panas untuk ditinggali mahluk hidup. Diperkirakan
suhu permukaannya mencapai 426 derajat Celcius.
Planet
lain yang ditemukan dalam sistem yang sama, Kepler-20e, hanya sedikit
lebih kecil dari Bumi — 0,87 kali — tapi jauh lebih panas, sekitar 726
derajat Celcius.
Dr Francois
Fressin, salah satu astronom dari Harvard-Smithsonian Centre for
Astrophysics di Cambridge, AS mengatakan, ini adalah temuan penting.
“Untuk kali pertamanya, manusia bisa menemukan obyek yang mirip dengan
Bumi, di sekitar bintang. Jadi, ada kemungkinan, kita akan menemukan
yang lainnya,” kata dia.
Dia menegaskan, temuan ini adalah tonggak penting dalam sejarah
penjelajahan luar angkasa manusia. “Mungkin 10 atau 100 tahun
mendatang, orang-orang akan menengok ke belakang, ke saat ini, ketika
mereka bertanya-tanya, kapan planet dengan ukuran serupa Bumi pertama
ditemukan. Itu sangat menarik.”
Bintang
induk dua planet tersebut, Kepler-20, sejatinya bukan tetangga dekat
Bumi. Jauhnya sekitar 945 tahun cahaya. Juga bukan terletak di zona
layak huni, ‘habitable zone’, di mana temperatur relatif cukup hangat
untuk memungkinkan zat cair seperti air, dan meningkatkan prospek
adanya kehidupan.
Untuk diketahui,
sejumlah planet ekstrasolar telah diidentifikasi memiliki jari-jari 1,5
sampai dua kali Bumi. Teleskop Kepler sejauh ini bahkan telah menemukan
28 planet yang terkonfirmasi.
Awal
bulan ini, misalnya, teleskop menemukan Kepler 22-b, planet dengan
ukuran 2,4 kali lebih besar dari ukuran Bumi, yang berada di tengah
zona layak huni. Namun, ilmuwan berpendapat, planet itu mungkin tak
cocok menopang kehidupan. “Planet itu seperti Neptunus mni, tidak cocok
dihuni. Jika sebuah planet berada dalam zona layak huni, bukan berarti
ia bisa ditinggali.” (sumber: NASA, Daily Mail)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar